THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 11 November 2012

Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Distribusi cairan tubuh
  Cairan ekstrasel :
1.      Cairan interstitial mengisi ruangan sebagian besar sel tubuh, sekitar 15 % berat tubuh
2.      Cairan intravaskuler terdiri dr plasma cairan limfe yg mengandung air tdk berwarna dan darah yg mengandung leukosit, eritrosit dan trombosit. 5% berat tubuh

  Cairan intrasel
Cairan didalam membran sel yang berisi substansi terlarut atau solut yg penting u keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. 40% berat tubuh. Proporsi kalium lebih besar didlm cairan intrasek
Komposisi cairan tubuh
  Elektrolit : unsur at senyawa yg jika melebur at larut didalam air at pelarut lain, akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Elektrolit yg memiliki muatan positif disebut Kation dan negatif anion. Elektrolit diukur dlm miliekuivalen per liter (mEq/L)
  Mineral : dicerna sebagai senyawa biasanya dikenal dgn logam, non logam, radikal at fosfat bukan dgn nama senyawa. Juga bekerja sebagai katalis dlm respon saraf, kontraksi otot  dan metabolisme zat gizi, mengatur keseimbangan elektrolit , produksi hormon serta menguatkan struktur tulang. Ex mineral : zat besi dan zink
  Sel : unit fungsional dasar dr semua jaringan hidup
Pergerakan Cairan Tubuh
1.      Difusi
Proses ketika materi padat, partikel, spt gula di dalam cairan, berpindah dari daerah berkonsentasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah
2.      Osmosis
§  Perpindahan pelarut murni, seperti air mlli membran semipermeabel yang berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solut rendah ke larutan yg memiliki solut tinggi.
§  Kecepatan osmosis bergantung pd konsentrasi solut di dlm larutan, suhu larutan, muatan listrik solut dan perbedaan antara tekanan osmosis yg dikeluarkan oleh alrutan.
§  Konsentrasi larutan diukur dlm osmol
§  Tekanan osmotik mrpkan tekanan dgn kekuatan untuk menarik air dan kekuatan ini bergantung pd jumlah molekul di dlm larutan
§  Tekanan osmotik larutan disebut juga osmolalitas, tg dicerminkan dlm satuan osmol at milliosmol per kilogram (mOsm/kg) larutan. Osmolalitas serumnormal adalah 280 sampai 295 mOsm/kg
§  Tekanan onkotik : osmotik koloid yg dihasilkan albumin sehingga tekanan ini cenderung menjaga cairan tetap berada di dlm kompartemen intravaskuler

Jenis larutan
Definisi
Fungsi
Contoh
Isotonik
Larutan dgn osmolalitas yg sama dgn plasma
Akan mencegah perpindahan cairan dan eletrolit dr kompartemen intrasel
Salin normal 0,9 % (RL)
Hipotonik
Larutan dgn konsentrasi solut lebih rendah dr plasma
Air berpindah ke dalam sel
Salin 0,45%, Salin 0,33% , Dekstrosa 2,5%
Hipertonik
Larutan dengan konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma
Membuat air keluar dari dalam sel
Dekstrose 5% di dlm salin 0,45%
Dekstrose 5% didlm salin normal
Dekstrose 5% didlm Ringer salin 3%


3.      Filtrasi
  Sutu proses perpindahan air dan substansi yg dpt larut secara bersamaan sebagai respons thdp adanya tekanan cairan
  Tekanan hidrostatik adl tekanan yg dihasilkan oleh suatu likuid di dlm sebuah ruangan. Darah dan cairan arteri akan memasuki kapiler jika tekanan hidrostatik lebih tinggi dr tekanan interstitial, shg cairan berpindah menuju sel
4.      Transpor aktif
§  Merupakan mekanisme sel- sel yg mengabsorbsi glukosa dan substansi2 lain untuk melakukan aktifitas metabolik
§  Merupakan aktivitas metabolik dan epngeluaran energi u menggerakkan berbagai materi guna menembus membran sel






Pengaturan Cairan Tubuh
  Asupan cairan
1.      Diatur melalui mekanisme rasa haus. Pusat pengendalian rasa haus berada di dalam hipotalamus di otak
2.      Stimulus fisiologis utama thdp pusat rasa haus adl peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volume darah
3.      Sel-sel reseptor disbt osmoreseptor scr terus menerus memantau osmolalitas
4.      Faktor lain yg mempengaruhi pusat rasa haus adl : keringnya membran sel mukosa faring, dan mulut, angiotensin II, kehilangan kalium, dan faktor-faktor psikologis
  Haluaran cairan
§  Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal
§  Pada orang dewasa ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml palsma u disaring dan memproduksi urine sekitar 60 ml plasma dlm setiap jam at sekitar 1.5 L dlm satu hari

Rata – rata haluaran cairan setiap hr pd org dewasa dgn berat 70 kg
Organ at sistem
Jumlah (ml)
Ginjal
1500
Kulit (kehilangan tak kasat mata/IWL insiensible water loss)
600-900
Kulit (kehilangan kasat mata/SWL sensible water loss)
600
Paru paru
400
Saluran pencernaan
100
Total
3200-3500



STERILISASI & DESINFEKTAN
Definisi Sterilisasi
§  Merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, virus) yang terdapat pada / di dalam suatu benda,
§  Melibatkan biological agent

  Beberapa pengertian yang berhubungan dengan sterilisasi
ü  Disinfektan; zat yang digunakan untuk disinfektan
ü  Sterilisasi; setiap proses (kimia atau fisika) untuk membunuh mikroorganisme
ü  Cide (sid); akhiran untuk menunjukkan bahwa zat (biasanya kimia) yang dipakai, mampu membunuh, misalnya; bakterisid;virusid;sporosid.
ü  Static; akhiran yang menunjukkan bahwa zat kimia yang digunakan mampu mencegah pertumbuhan organisme tapi tidak membunuhnya; misalnya bakteriosatik;fungistatik.
ü  Antisepsis; mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme baik dengan cara menghambat atau membunuh.
ü  Antiseptic; zat kimia yang dignakan untuk antisepsis
ü  Disinfeksi; membunuh organisme-organisme pathogen (kecuali spora ) dengan cara fisika atau kimia terhadap benda mati
ü  Antisepsis : proses pencegahan infeksi dengan cara inaktivasi atau mematikan mikroorganisme dengancara kimia.
ü  Agen antisepsis : antisptik
ü  Ada yang bersifat membunuh ___sid.
ü  Ada yang bersifat menghambat __Statik

  Efisiensi dan efektifitas Sterilisasi dipengaruhi :
§  Ukuran Populasi,
§  Komposisi populasi.
§  Konsentrasi / intensitas agen antimikrobia.
§  Lama paparan
§  Temperature
§  Lingkungan sekitar
Asepsis Dan Tekhnik Aseptik
Ø  Istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam area tubuh manapun yang sering menyebabkan infeksi
Ø  Tujuan asepsis adalah : membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidup (kulit dan jaringan) dan obyek mati (alat-alat bedah dan barang-barang yang lain)


Antisepsis
Ø  Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau jaringan tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
Kriteria Pemilihan Antiseptik :
1.      Aksi yang luas (menghambat mikroorganisme secara luas gram positif. Negatif, Tb, fungi, endospora)
2.      Efektivitas
3.      Kecepatan aktivitas awal
4.      Efek residu
5.      Aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan
6.      Tidak mengakibatkan iritasi kulit
7.      Tidak menyebabkan alergi
8.      Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang.
Contoh  larutan antiseptik :
§  Alkohol (60%- 90%)
§  Setrimid/klorheksidin Glukonat (2-4%)
contoh : Hibiscrub, Hibitane
§  Klorheksidin Glukonat (2%)
Contoh : Savlon
§  Heksaklorofen (3%)
Contoh : pHisoHex            tidak boleh digunakan pada selaput lendir seperti mukosa vagina
§  Kloroksilenol (Para-kloro-metaksilenol atau PCMX)
Contoh : Dettoltidak bisa digunakan untuk antisepsis vagina karena dapat membuat iritasi pada selaput lendir yang akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme dan tidak boleh digunakan pada bayi baru lahir
§  Iodofor (7,5-10%)
Contoh : Betadine
§  Larutan yang berbahan dasar alkohol (tingtur) seperti iodin
Contoh : Yodium tinktur
§  Triklosan (0,2-2%)
Mikroorganisme :
§  Agen penyebab infeksi
§  Termasuk didalamnya :bakteri, virus, fungi, parasit
§  Untuk tujuan pencegahan infeksi bakteri dibagi menjadi 3 kategori :
1.      Vegetatif contoh : stafilokokus
2.      Mikobakteria, contoh : tuberkolosis
3.      Endospora, contoh : tetanus
§  Endospora paling sulit dibunuh disebabkan oleh lapisan pelindungnya

Sterilisasi
q  Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasit dan virus) termasuk endospora bakteri pada benda mati atau instrumen dengan cara uap air panas tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
§  Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora bakteri pada benda mati dengan cara merebus, mengukus atau penggunaan desinfektan kimiawi
Desinfektan :
§  Adalah bahan kimia yang membunuh atau menginaktivasi mikroorganisme
§  Contoh larutan desinfektan :
o   Klorin pemutih 0,5% untuk dekontaminasi permukaan yang lebar
o   Klorin 0,1% Untuk DTT kimia
o   Glutaraldehida 2% mahal harganya biasa digunakan untuk DTT         kimia atau  sterilisasi kimia
o   Fenol, klorin  tidak digunakan untuk peralatan/bahan yang akan dipakaikan pada bayi baru lahir
Dekontaminasi :
§  Proses yang membuat objek mati lebih aman ditangani staf sebelum dibersihkan (menginaktifasi serta menurunkan HBV, HIV tetapi tidak membasmi)
§  Peralatan medis dan permukaan harus di dekontaminasi segera setelah terpapar darah atau cairan tubuh
Pembersihan (Mencuci Dan Membilas) :
  • Tindakan yang dilakukan untuk menghilangkan semua darah, cairan, tubuh, benda asing dari kulit atau instrumen.

STERILISASI :
  1. Sterilisasi uap
§  121 ˚C , tekanan pada 106 kPa
§  20 ' untuk alat tidak terbungkus
§  30 ' untuk alat yang dibungkus

2.       Sterilisasi Panas Kering (Oven)
§  170 ˚C selama 1 jam. Waktu penghitungan dimulai setelah suhu yang diinginkan tercapai
§  160 ˚C untuk alat tajam (gunting, jarum) selama 2 jam

3.      Sterilisasi Kimia
§  Glutaraldehid 2-4 %(cydex), Direndam sekurang-kurangnya 10 jam
§  Formaldehid 8 %, direndam 24 jam
§  Bilas dengan air steril sebelum digunakan kembali atau sebelum disimpan


DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT) :
  1. DTT dengan merebus
§  Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
§  Merebus 20‘ dalam panci tertutup
§  Seluruh alat harus terendam
§  Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
§  Pakai alat sesegera mungkin atau simpan wadah tertutup dan kering yang telah di DTT, maksimal 1 minggu
  1. DTT dengan mengukus
§  Selalu kukus 20‘ dalam kukusan
§  Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
§  Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap
§  Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
§  Keringkan dalam kontainer DTT

3.      DTT dengan kimia :

§  Desinfektan kimia untuk DTT
§  klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
§  Langkah-langkah DTT Kimia :
§  DEkontaminasi         Cuci+bilas         keringkan
§  Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20‘
§  Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
§  Segera dipakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT
METODE STERILISASI
1.      Metode Fisika
a.       Pemanasan.
§  Panas kering.
§  Panas basah.
§  Panas bertekanan.
§  Pasteurisasi.
§  Tyndalisasi.
b.      Radiasi.
§  Sinar UV.
§  Ionisasi.
c.       Filtrasi.
Penyaringan
Dengan metode penyaringan.
§  Berkef filter.
§  Camberland.
§  Seiz filter.
§  Koloid filter.
2.      Metode Kimia
1.      Diseinfektan cair.
§  Daya antimikrobia rendah.
§  Spora bakteri tidak dapat dimusnahkan dengan cara ini
2.      Fenol ( asam krboksilat).
§  Bersifat bakterisidal namun tidak sporisidal.
§  Namun mempunyai efek samping mengiritasi kulit.
3.      Bisfenol ( Hexachlorophene).
§  Merupakan bahan lotoin, digunakan untuk kontrol mikroba pada tindaklan bedah.
§  Namun pada frekuwnsi tinggi biusa merusak syaraf.
4.      Biguanidin (klorheksidin,
§  Memiliki kisaran aktivitas yang luas,
§  Digunakan untuk kontrol membran mukosa dan kulit.
5.      Halogen (iodin dan Klorin)
§  Antiseptik tertua.
§  Efektif untuk beberap[a jenis bakteri, virus, endospora.
§  Tidak mengiritasi kulit.
6.      Kalsium hipoklorit (Ca (OCl)2)
§  Ditambahkan air untuk merusak membran sel bakteri, karena mengoksidasi protein.
7.      Alkohol.
§  Membunuh bakteri dan fungi namun tidak dapat membunuh endospora.
8.      Senyawa Merkuri.
9.      Aldehid.
Resistensi Mikroorganisme Terhadap Sterilant Kimiaw
1.      Endospora bakteri
2.      Mycobacteria
3.      Sista protozoa
4.      Bentuk vegetatif protozoa
5.      Bakteri Gram Negatif
6.      Fungi
7.      Virus tanpa envelope
8.      Bakteri Gram positif
9.      Virus dengan envelope



DESINFEKTAN
Definisi
       Desinfeksi àmikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalan membunuh mikroorganisme patogen
       desinfektan àbahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya.
       antiseptik à bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renik pada jaringan hidup.
Desinfektan, selain memiliki sifat-sifat tersebut di atas, maka harus memiliki juga sifat-sifat berikut :
       Mampu menembus hingga lapisan jaringan organik, sehingga memiliki efek mematikan mikroorganisme yang lebih tinggi.Harus bisa dicampur dengan air
       Harus memiliki stabilitas dalam jangka waktu yang panjang.
       Efektif pada berbagai temperatur. bekerja baik pada temperatur di atas 650F. Klorin dan Iodifor sebagai desinfektan bekerja baik tidak lebih dari 1100F (Imbang, 2010).
Sifat-sifat penting Desinfektan dan Antiseptika
§  Harus memiliki sifat antibakterial yang luas.
§  Tidak mengiritasi jaringan hewan atau manusia.
§  Memiliki sifat racun yang rendah, tidak berbahaya bagi manusia maupun ternak.
§  Memiliki daya tembus yang tinggi.
§  Tetap aktif meskipun terdapat cairan tubuh, darah, nanah dan jaringan yang mati.
§  Tidak mengganggu proses kesembuhan.
§  Tidak merusak alat-alat operasi, lantai kandang dan dinding.
§  Tidak menimbulkan warna yang mengganggu pada jaringan yang dioperasi.
§  Harga murah, karena biasanya diperlukan dalam jumlah yang besar



0 komentar: